Pembaca yang berbahagia, di bulan Ramadhan ini saya coba untuk menuliskan sesuatu yang ada dalam renungan saya.
Di antara spesifikasi ajaran Islam ialah menganjurkan kepada pemeluknya untuk menghiasi diri dengan cita-cita yang besar, tujuan yang mulia, sasaran yang tinggi, target yang besar dan orientasi yang agung. Cita-cita yang terkandung di dalam diri Anda tak ubahnya bagaikan motor penggerak arus positif dan arus negatif yang mengontrol setiap anggota tubuh Anda. Ia bagaikan bahan bakar dan energi yang membuat pemiliknya melesat meraih apa yang diinginkan dan berlomba untuk memacu ke hal yang terpuji. Cita-cita yang besar dengan seijin Allah akan membuat anda mampu meraih kebaikan dan tataran yang mulia, sehingga mengalir begitu saja ke dalam darah dan otot Anda menuju derajat kewibawaan, dan manaiki kesempurnaan, bahkan orang lain tidak pernah melihat begitu cepatnya cita-cita yang Anda miliki.
Menghiasi dengan cita-cita yang tinggi lagi mulia akan mencabut segala hal dan angan-angan yang rendah serta hasil karya yang murahan. Sebagaimana pula ia akan mencabut habis hingga akar-akarnya dari pohon kehinaan dan kerendahan yang mewariskan jiwa-jiwa penjilat. Anda yang memiliki cita-cita yang kuat dan kokoh tidak akan pernah gentar dengan berbagai persoalan, begitu juga sebaliknya Anda yang tidak punya cita-cita akan menjadikan anda jiwa pengecut, penakut dan pecundang.
Janganlah anda berfikir dan memiliki persepsi keliru hingga mencampur adukan antara cita-cita yang besar denan besar diri. Sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Cita-cita yang besar bagaikan mahkota yang menghiasi kalbu yang merdeka dan ideal, yang bersangkutan selamanya berupaya untuk meraih kesucian, dia selalu dalam gejolak yang tiada henti-hentinya untuk meraih tujuan dan puncak keberhasilannya.
cita-cita yang besar merupakan hiasan dari warisan para nabi sedangkan besar diri alias sombong merupakan penyakit yang biasa menjangkiti orang-orang angkara murka dn orang-orang yang sengsara. Cita-cita yang besar akan membawa naik pelakunya pada ketinggian sedangkan besar diri akan menurunkan pelakunya ke dasar yang paling bawah.
Wahai penuntut ilmu rencanakanlah bagi dirimu cita-cita yang besar.
Rabu, 11 Agustus 2010
Rabu, 04 Agustus 2010
Redenominasi dan Sanering
Saya masyarakat biasa tentu agak deg-degan dengan isu "penyederhanaan" mata uang rupiah, apalagi saya belum pernah mengalami keadaan yang seperti ini. Saya hanya sering mengalami dimana nilai uang rupiah semakin merosot alias nilai tukarnya rendah. Terlebih lagi saya buktikan di beberapa kota di luar Indonesia seperti Singapore memang benar adanya. Saya punya uang pecakahan dengan deretan angka panjang seperti 100.000,00 tetapi nilainya kecil.
Nah berikut ini saya ambil dari beberapa tulisan mengenai Redenominasi dan Sanaering semoga saya dan orang lainnya di masyarakat sedikit lega.
Konon katanya yang disebut dengan Redenominasi itu berbeda dengan yang disebut dengan Sanering.
Jika redenominasi itu adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Sedangkan sanering adalah pemotongan nilai mata uang suatu menjadi lebih kecil tanpa jaminan tidak berubahnya nilai tukarnya.
Dalam redenominasi, uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10.
Fisik uangnya tak digunting sebagaimana yang dilakukan di program sanering. Pecahan lama sebelum redenominasi tetap berlaku, namun disertai dengan cara penulisan baru, dan penerbitan pecahan baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasinya.
Berbeda dengan sanering yang secara fisiknya uang dipotong atau digunting. Dimana uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, sehingga dengan demikian harga barang yang semula Rp 10.000 belum tentu berubah menjadi seharga Rp 10.
Jadi, redenomanasi hanya semacam penyederhanaan penulisannya saja yang tak akan merugikan rakyat.
Sedangkan sanering itu merugikan rakyat, lantaran yang berubah adalah nilai uangnya.
Pendek kata, redenominasi itu jauh lebih baik daripada sanering.
Dan perlu dicatat, konon menurut kabar program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi.
Sedangkan program redenominasi itu dilakukan bukan karena ekonomi negara itu buruk serta bukan karena hiper inflasi. Namun semata-mata hanya karena tujuan efisien penulisan dan pembukuan saja.
Benarkah begitu ?.
Bisa jadi benar memang begitu, redenominasi berbeda dengan sanering, dan redenominasi tak akan merugikan rakyat.
Ya, apa mau dikata, jika pakar ekonomi sudah yang mengatakannya berdasarkan teori ekonominya yang diyakininya bagaikan kebenaran mutlaknya ayat-ayat kitab suci, maka rakyat ya nurut dan manut saja apa kata para pakar ekonomi.
Namun sesungguhnya, teori-teori ilmu ekonomi itu bukanlah wahyu Illahi yang mutlak kebenarannya, dan ilmu ekonomi itu tetaplah bukan ilmu matematika yang eksak dan pasti jumlah hasilnya sesuai dengan rumusnya.
Sehingga tetap saja yang namanya redenominasi itu ternyata juga tidak mutlak pasti benar begitu sesuai dengan teorinya.
Pemotongan sejumlah digit nominal mata uang pada program redenominasi itu ternyata juga ada potensi meleset, dalam arti kata tak serta merta pasti diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu.
Contohnya adalah yang pernah terjadi di Zimbabwe, program redenominasi justru memicu inflasi ribuan persen.
Otoritas moneter Zimbabwe tak melakukan pemotongan atas fisik uangnya, tapi dengan mengeluarkan pecahan dalam nilai baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasi. Namun, kenyataannya perdagangan barang dan jasa serta nilai tukarnya tak patuh dengan nilai redenominasi itu.
Sehingga, dimana program yang ingin dijalankannya itu sebenarnya adalah redenominasi, tapi kenyataan yang terjadi di lapangan menjadi mirip tak ubahnya seperti dampak sanering.
Terlepas dari perdebatan soal definisi dan tetak bengek perbedaan antara redenominasi dengan sanering, sebenarnya ada apa kok Indonesia mulai mewacanakan akan melakukan redenominasi ?.
Konon menurut kabar, dari hasil riset Bank Dunia (World Bank) menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000.
Negara pemilik pecahan mata uang terbesar di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000.
Sebenarnya tadinya itu Indonesia ada di urutan ketiga, dimana Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe, lalu Vietnam dengan di rangking kedua dengan pecahan 500.000 Dong Vietnam, selanjutnya Indonesia di peringkat ketiga dengan pecahan 100.000 Rupiah.
Namun lantaran kemudian Zimbabwe melakukan redenominasi maka Vietnam naik rangking dari kedua menjadi pertama, dan Indonesia pun naik juga tingkatannya dari ketiga menjadi urutan kedua.
Nah, jika Indonesia kemudian mengikuti jejak langkah Zimbabwe dengan melakukan redenominasi, maka Indonesia mungkin akan terlepas dari daftar negara-negara dengan pecahan mata uang terbesar di dunia.
Lho, bukankah pecahan mata uang itu berkaitan dengan tingkat besar kebutuhan pecahan mata uang dalam transaksi yang secara tidak langsung juga mencerminkan tingkat inflasi juga ?. Berarti, selama ini menurut laporan resmi inflasi rendah tapi sesungguhnya inflasinya tinggi ?, berarti ekonomi indonesia jeblok ?.
Ya, tidak berarti begitu. Haruslah diingat, Indonesia itu pernah mempunyai Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia, jadi mosok jeblok begitu.
Tapi, memang jika dirasa-rasakan, setiap tahun selalu ada kenaikan harga.
Harga es cendol di tahun lalu tentu lebih murah daripada harga es cendol di tahun ini. Begitu juga biaya sekolah, biaya rumah sakit, dan biaya hidup lainnya, termasuk dan tak terkecuali harga mobil juga sepeda motor.
Tapi ya sudahlah, rakyat jelata manut dan nurut saja apa kata para pakar ekonomi bahwa ekonomi Indonesia kuat dan hebat serta spektakuler lantaran dikelola oleh Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia, sehingga inflasi di Indonesia pun itu rendah saja.
Walau ya itu tadi, kebanyakan rakyat kebanyakan itu merasakan bahwa pendapatannya itu semakin tahun semakin tak sebanding dengan biaya kehidupannya. Dimana kecepatan kenaikan pendapatannya kalah tinggi dibanding dengan kenaikan biaya kehidupannya.
Rakyat manut saja, bahwa yang dirasakannya itu bukanlah inflasi tinggi.
Ndak usah berdebat dan jalani hidup saja, toh Allah SWT tak akan mungkin membiarkan hamba-Nya eyang soleh dan solekah itu mengalami kesulitan dan mati kelaparan.
Toh, jika redenominasi gagal berbuah hasil sesuai teorinya, sang Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia pun tak akan bisa lagi ikutan disalahkan, lantaran sudah menjadi petinggi di jajaran pimpinan tertingginya Bank Dunia.
Oh ya, menurut kabar rumornya, kewenang mengetuk palu perihal keputusan kebijakan redenominasi itu, jika jadi dilaksanakan, ada pada pemerintah (lembaga eksekutif) bukan pada BI (Bank Indonesia).
Akhirulkalam, janganlah panik, ikuti petuahnya para pakar ekonom bahwa redenominasi itu bukan sanering. Dimana redenominasi itu hanyalah efesiensi dipenulisannya saja atau hanya merupakan bentuk penyederhanaan nominal saja, yang tak akan mengubah nilai barang.
Semoga begitu.
Nah berikut ini saya ambil dari beberapa tulisan mengenai Redenominasi dan Sanaering semoga saya dan orang lainnya di masyarakat sedikit lega.
Konon katanya yang disebut dengan Redenominasi itu berbeda dengan yang disebut dengan Sanering.
Jika redenominasi itu adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Sedangkan sanering adalah pemotongan nilai mata uang suatu menjadi lebih kecil tanpa jaminan tidak berubahnya nilai tukarnya.
Dalam redenominasi, uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10.
Fisik uangnya tak digunting sebagaimana yang dilakukan di program sanering. Pecahan lama sebelum redenominasi tetap berlaku, namun disertai dengan cara penulisan baru, dan penerbitan pecahan baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasinya.
Berbeda dengan sanering yang secara fisiknya uang dipotong atau digunting. Dimana uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, sehingga dengan demikian harga barang yang semula Rp 10.000 belum tentu berubah menjadi seharga Rp 10.
Jadi, redenomanasi hanya semacam penyederhanaan penulisannya saja yang tak akan merugikan rakyat.
Sedangkan sanering itu merugikan rakyat, lantaran yang berubah adalah nilai uangnya.
Pendek kata, redenominasi itu jauh lebih baik daripada sanering.
Dan perlu dicatat, konon menurut kabar program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi.
Sedangkan program redenominasi itu dilakukan bukan karena ekonomi negara itu buruk serta bukan karena hiper inflasi. Namun semata-mata hanya karena tujuan efisien penulisan dan pembukuan saja.
Benarkah begitu ?.
Bisa jadi benar memang begitu, redenominasi berbeda dengan sanering, dan redenominasi tak akan merugikan rakyat.
Ya, apa mau dikata, jika pakar ekonomi sudah yang mengatakannya berdasarkan teori ekonominya yang diyakininya bagaikan kebenaran mutlaknya ayat-ayat kitab suci, maka rakyat ya nurut dan manut saja apa kata para pakar ekonomi.
Namun sesungguhnya, teori-teori ilmu ekonomi itu bukanlah wahyu Illahi yang mutlak kebenarannya, dan ilmu ekonomi itu tetaplah bukan ilmu matematika yang eksak dan pasti jumlah hasilnya sesuai dengan rumusnya.
Sehingga tetap saja yang namanya redenominasi itu ternyata juga tidak mutlak pasti benar begitu sesuai dengan teorinya.
Pemotongan sejumlah digit nominal mata uang pada program redenominasi itu ternyata juga ada potensi meleset, dalam arti kata tak serta merta pasti diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu.
Contohnya adalah yang pernah terjadi di Zimbabwe, program redenominasi justru memicu inflasi ribuan persen.
Otoritas moneter Zimbabwe tak melakukan pemotongan atas fisik uangnya, tapi dengan mengeluarkan pecahan dalam nilai baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasi. Namun, kenyataannya perdagangan barang dan jasa serta nilai tukarnya tak patuh dengan nilai redenominasi itu.
Sehingga, dimana program yang ingin dijalankannya itu sebenarnya adalah redenominasi, tapi kenyataan yang terjadi di lapangan menjadi mirip tak ubahnya seperti dampak sanering.
Terlepas dari perdebatan soal definisi dan tetak bengek perbedaan antara redenominasi dengan sanering, sebenarnya ada apa kok Indonesia mulai mewacanakan akan melakukan redenominasi ?.
Konon menurut kabar, dari hasil riset Bank Dunia (World Bank) menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000.
Negara pemilik pecahan mata uang terbesar di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000.
Sebenarnya tadinya itu Indonesia ada di urutan ketiga, dimana Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe, lalu Vietnam dengan di rangking kedua dengan pecahan 500.000 Dong Vietnam, selanjutnya Indonesia di peringkat ketiga dengan pecahan 100.000 Rupiah.
Namun lantaran kemudian Zimbabwe melakukan redenominasi maka Vietnam naik rangking dari kedua menjadi pertama, dan Indonesia pun naik juga tingkatannya dari ketiga menjadi urutan kedua.
Nah, jika Indonesia kemudian mengikuti jejak langkah Zimbabwe dengan melakukan redenominasi, maka Indonesia mungkin akan terlepas dari daftar negara-negara dengan pecahan mata uang terbesar di dunia.
Lho, bukankah pecahan mata uang itu berkaitan dengan tingkat besar kebutuhan pecahan mata uang dalam transaksi yang secara tidak langsung juga mencerminkan tingkat inflasi juga ?. Berarti, selama ini menurut laporan resmi inflasi rendah tapi sesungguhnya inflasinya tinggi ?, berarti ekonomi indonesia jeblok ?.
Ya, tidak berarti begitu. Haruslah diingat, Indonesia itu pernah mempunyai Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia, jadi mosok jeblok begitu.
Tapi, memang jika dirasa-rasakan, setiap tahun selalu ada kenaikan harga.
Harga es cendol di tahun lalu tentu lebih murah daripada harga es cendol di tahun ini. Begitu juga biaya sekolah, biaya rumah sakit, dan biaya hidup lainnya, termasuk dan tak terkecuali harga mobil juga sepeda motor.
Tapi ya sudahlah, rakyat jelata manut dan nurut saja apa kata para pakar ekonomi bahwa ekonomi Indonesia kuat dan hebat serta spektakuler lantaran dikelola oleh Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia, sehingga inflasi di Indonesia pun itu rendah saja.
Walau ya itu tadi, kebanyakan rakyat kebanyakan itu merasakan bahwa pendapatannya itu semakin tahun semakin tak sebanding dengan biaya kehidupannya. Dimana kecepatan kenaikan pendapatannya kalah tinggi dibanding dengan kenaikan biaya kehidupannya.
Rakyat manut saja, bahwa yang dirasakannya itu bukanlah inflasi tinggi.
Ndak usah berdebat dan jalani hidup saja, toh Allah SWT tak akan mungkin membiarkan hamba-Nya eyang soleh dan solekah itu mengalami kesulitan dan mati kelaparan.
Toh, jika redenominasi gagal berbuah hasil sesuai teorinya, sang Menteri Keuangan Terbaik di Asia dan di Dunia pun tak akan bisa lagi ikutan disalahkan, lantaran sudah menjadi petinggi di jajaran pimpinan tertingginya Bank Dunia.
Oh ya, menurut kabar rumornya, kewenang mengetuk palu perihal keputusan kebijakan redenominasi itu, jika jadi dilaksanakan, ada pada pemerintah (lembaga eksekutif) bukan pada BI (Bank Indonesia).
Akhirulkalam, janganlah panik, ikuti petuahnya para pakar ekonom bahwa redenominasi itu bukan sanering. Dimana redenominasi itu hanyalah efesiensi dipenulisannya saja atau hanya merupakan bentuk penyederhanaan nominal saja, yang tak akan mengubah nilai barang.
Semoga begitu.
Senin, 02 Agustus 2010
Komunikasi di Tempat Kerja
Untuk kompetensi Dasar komunikasi di tempat kerja standar kompetensi Melaksanakan Kerjasama dengan Kolega dan pelanggan dapat diunduh disini
Selasa, 27 Juli 2010
Senin, 26 Juli 2010
Tips dan Motivasi Mario Teguh
1) Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat
2) Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan
3) Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai.
4)Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda
5) Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
6) Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
7) Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
8) Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan
9) Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu
10)Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru
11)Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah
12)Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda
13)Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani
14)Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.
Minggu, 25 Juli 2010
Jazz Moment at Patra Graha Cilacap
Jumat 23 Juli 2010 sore teman saya telepon memberi info kalou di cilacap ada pertunjukan musik jazz. Tentu saja saya kaget dunk.....biasanya kan musik selain itu yang bermunculan di Cilacap. Tanpa basa basi saya iyakan saja ajakan teman saya untuk nonton pertunjukan Jazz, yang sepertinya menarik dan untuk kalangan terbatas. Benar saja di gedung hanya ada sekitar 100 orang penonton. Woww....asyiknya nonton Jazz dengan penonton yang tidak terlalu buaaanyak.....
Group Jazz pertama dan kedua tidak terlalu ok, meskipun sang vokalis masih muda, tapi begitu muncul Group Jazz ketiga dari Jogja,,, serunya minta ampun.....sungguh-sungguh menghibur semua penonton dengan interaksi nyanyi bersama dan sedikit canda guraunya. tak hanya itu pertunjukan perkusi serta vokal yang empuk membuat saya tahan berdiri hingga 2 jam lebih..... (supaya kelihatan...)
Kapan lagi ada pertunjukan seperti itu ..??? saya tunggu dan terima kasih Sampoerna.
Group Jazz pertama dan kedua tidak terlalu ok, meskipun sang vokalis masih muda, tapi begitu muncul Group Jazz ketiga dari Jogja,,, serunya minta ampun.....sungguh-sungguh menghibur semua penonton dengan interaksi nyanyi bersama dan sedikit canda guraunya. tak hanya itu pertunjukan perkusi serta vokal yang empuk membuat saya tahan berdiri hingga 2 jam lebih..... (supaya kelihatan...)
Kapan lagi ada pertunjukan seperti itu ..??? saya tunggu dan terima kasih Sampoerna.
Geliat Ekonomi di Pasar Wage
Setelah sekian lama tidak mengisi blog ini akhirnya terpanggil juga untuk mengisinya tentang pasar, kebetulan saya sempatkan mengunjungi pasar Wage Purwokerto. Pasar dengan segala keunikannya dan hiruk pikuknya menyediakan segala kebutuhan masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Wow....sebenarnya barang-barang yang dijual di sini tidak kalah lengkapnya dengan yang ada di kota lain.
Hampir setiap toko atau kios menyediakan pembelian eceran maupun "grosiran" dengan barang yang berkualitas. Tentu tidak perlu ke Tanah Abang karena di sini sudah tersedeia semuanya....lengkap......
Nampaknya menjelang bulan puasa ini kegiatan jual beli di pasar ini semakin seru dan semakin meningkat. Nah...ini kabar baik kan baik pengusaha atau pedagang yang ingin meningkatkan usahanya.