Rabu, 03 Agustus 2022

Kepemimpinan Menuju Tranformasi Pendidikan

Transformasi pendidikan adalah suatu bentuk perubahan praktik-praktik baik dalam dunia pendidikan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Adanya transformasi pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam melakukan transformasi pendidikan yang berkelanjutan dibutuhkan setidaknya tiga elemen: 1. inisiatif pendidikan yang dilakukan, 2. pemimpin, dan 3. pengikut. Inisiatif yang dilakukan haruslah jelas, mudah dimengerti dan tentunya mudah untuk diikuti atau dilakukan, jika diperlukan inisiatif pendidikan harus simple, dapat diukur, mudah dicapai, masuk akal dan juga dengan waktu yang tepat sehingga akan mempermudah semakin banyak orang yang mengikuti inisiatif tersebut. Kita dapat menggunakan model BAGJA Inkuiri Apresiatif untuk menentukan praktik baik pendidikan apa yang akan kita inisiasi di komunitas/daerah di sekitar kita. Di sisi lain dibutuhkan pemimpin yang berorientasi dan berpihak kepada murid dengan visi yang jelas. Inisiatif pemimpin yang baik dan visi yang jelas dibarengi oleh pengikut yang ikhlas dan taat azas dalam melakukan trasformasi pendidikan. “Jika kita tidak berubah, kita tidak bertumbuh. Jika kita tidak bertumbuh, maka kita tidak hidup.” (Gail Sheehy) Hal-hal yang pernah saya lakukan dalam rangka transformasi pendidikan adalah 1. Saya memberikan pendampingan untuk pemuda di desa Ketenger Baturaden dalam pengembangan desa wisata pada tahun 2011 2. Mendampingi guru SMK dalam implementasi kurikulum 2013 3. Menjadi Ketua Tim Pelatihan Guru ke Perancis untuk bidang hospitality dalam sharing sesama Guru di Eropa untuk bidang Pariwisata, Perhotelan dan Boga pada tahun 2017 4. Menjadi Calon Pengawas Sekolah yang telah menempuh pendidikan dan pelatihan dan lulus tahun 2021 Dampak atas transformasi pendidikan bagi ekosistem terdekat baik sekolah atau guru adalah : 1. Dibukanya Desa Wisata Ketenger Baturaden Banyumas untuk masyarakat umum dengan pengelolaan berbasis masyarakat, terwujudnya SDM parwisata pada tingkat desa dengan menerapkan prinsip-prinsip layanan yang baik. 2. Adanya pemahaman perubahan konsep kurikulum 2013 dan adanya perubahan pandangan guru dalam implementasikan KTSP 3. Memberikan kontribusi perubahan cara pikir guru-guru terdekat, terbiasa menerima orang lain dengan latar belakang yang berbeda. 4. Adanya sumber informasi bagi teman-teman dalam pengembangan pendidikan dan sekolah. Hal-hal yang belum tercapai dalam memprakarsai transformasi tersebut adalah 1. Pembelajaran Project Based Learning yang belum dilaksanakan secara masif di sekolah. 2. Teaching Factory yang belum terlaksana terkait dengan SMK Pusat Keunggulan. Tentu saya berharap akan ada perubahan yang luar biasa seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang memerdekakan dan sesuai kebutuhan.

Selasa, 02 Agustus 2022

Keselarasan Belajar di SMK Dalam Pendidikan yang Memerdekakan.

Pada kesempatan ini saya Winardi memberikan gambaran prinsip pendidikan yang memerdekakan. Prinsip pendidikan yang memerdekakan adalah sebuah pemahaman yang diaplikasikan melalui pemikiran yang merdeka yaitu Pemikiran seorang pendidik yang bebas tidak terbelenggu, pemikiran bahwa kita harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada murid yang dititipkan ke kita dalam hidupnya. Kegagalan yang ada di masa depan murid adalah sebagian imbas dari keegoisan kita merebut hak “bahagia” nya mereka serta tidak menghargai kehendak dan keinginan mereka selama kita membersamainya di sekolah. Praktik pembelajaran yang dapat diterapkan adalah praktik pembelajaran yang memantik kita untuk selalu berefleksi. Sehingga akan selalu muncul ide atau inisiasi kita untuk memperbaiki jika ada kegagalan dari proses pembelajaran. kita belajar dari murid, dan murid akan menghargai kita. Bukan mengejar kurikulum dan mengumpulkan nilai yang menjadi tujuan. Tapi praktik pembelajaran yang membahagiakan meskipun masih harus terbelenggu sama materi yang sudah ditentukan oleh kurikulum dengan alasan demi kebersamaan. Misalnya dengan mengaitkan materi yang memang mau tidak mau harus kita sampaikan ke murid dengan mengintegrasikan kondisi alam, keadaan, dan kemampuan siswa atau guru itu sendiri. Dalam penerapan pembelajaran di SMK, sudah banyak penerapan-penerapan pembelajaran yang memerdekakan murid yang tetap mengacu pada kebutuhan industri dan masayarakat diantaranya : 1. Pembelajaran berbasis Projek Pembelajaran berbasis projek adalah pembelajaran yang menggunakan projek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai soft skills, hard skills, dan karakter.Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas murid dalam menghasilkan produk yang menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.Produk yang dimaksud adalah hasil projek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pembelajaran berbasis projek bisa dilaksanakan melalui projek yang merupakan order dari dunia kerja, atau kreativitas guru dan murid dalam menghasilkan produk unggulan SMK. Pada SMK Negeri 1 Cilacap program keahlian Tata Boga membuat produk olahan ubi menjadi roti kering/pastry disuplai ke hotel untuk kelengkapan breakfast/makan pagi tamu-tamu hotel mitra SMK Negeri 1 Cilacap 2. Pembelajaran fokus pada materi esensial Materi yang esensial, didefinisikan sebagai materi dasar, penting, pokok, yang perlu dipahami atau dikuasai oleh siswa, akan dilihat dari berbagai kacamata praktis.tujuan Kurikulum Merdeka fokus terhadap materi esensial agar guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif. serta kolaboratif. Beberapa contoh metode itu adalah pembelajaran dengan diskusi dan argumentasi, pembelajaran project based learning, dan problem based learning. Pada sekolah saya untuk program keahlian Perhotelan dan Tata Boga sering dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar atau Capaian Pembelajaran yang benar-benar dibutuhkan oleh industri dan sesuai level kompetensi siswa. Namun demikian dalam implementasi atau penerapan pendidikan yang memerdekakan khususnya dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa yang bisa dirubah atau dihilangkan seperti diantaranya : 1. Praktik pembelajaran drilling materi,drilling soal atau praktik pembelajaran yang tidak mempedulikan murid. Ini Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian, dan juga merupakan hal yang monoton dan membosankan. 2. Pembelajaran berbasis konten bukan lagi hal utama yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berpusat pada materi pembelajaran. Pembelajaran ini membawa siswa belajar hanya cakupan materi tertentu, tidak terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran hanya berorientasi nilai akhir. 3. Fokus pada pencapaian KKM saat belajar sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan terjadinya mal praktik dalam pembelajaran Masih banyak praktik-praktik yang dapat dikembangkan dan perlu ditinggalkan dan harus berfokus pada murid, kebebesan yang penuh dengan komitmen bersama. Pendidikan yang memerdekakan adalah suatu proses Pendidikan dimana murid harus diberikan kebebasan yang seluas-luasnya sesuai dengan kodrat, tetapi tetap dengan aturan dan kesadaran selaku murid maupun guru,pendidikan Pendidikan yang memerdekakkan adalah suatu proses yang meletakan unsur kebebasan murid untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianih. Secara lahiriah murid memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pembelajaran dan pengajaran.