Selasa, 28 November 2023

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Modul 3.1

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Oleh : Winardi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin dimana artikel koneksi antar materi yang saya buat ini berhubungan dengan materi-materi yang saya pelajari selama mengikuti pendidikan guru penggerak. Konsep awal yang saya uraikan berhubungan dengan pertanyaan pemantik sebagai berikut: 1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi "Pratap Triloka" yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan semboyan "Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani" yang berarti guru di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi atau memberikan dorongan, di belakang memberi dukungan. Sebagai pendidik, kita harus menyadari bahwa setiap anak membawa kodratnya masing-masing. Kita hanya perlu menuntun untuk menggali segala potensi yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang. Dalam proses menuntun, anak akan diberi kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah serta membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Dalam hal tersebut, maka guru harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilemma etika, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip- prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan diantaranya; kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter, perilaku dan membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai-nilai yang harus dipegang diantaranya; mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid dimana nilai-nilai tersebut merupakan manivestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan berinteraksi sosial dalam mengambil keputusan secara kesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi. Serta pengambilan keputusan juga didasarkan pada 3 prinsip untuk penyelesaian dilema, diantaranya; berpikir berbasis hasil akhir (Ends- Based Thinkhing), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) 3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal- hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya? Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilitator telah membantu saya mengajukan keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk orang banyak dan apakah keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya. Seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahan dalam belajarnya. Pentingnya pendekatan Coaching yang dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menemukan potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pematik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasildan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan dan dengan coaching dapat membantu pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga tercipta lingkungan yang positif, kondusif. Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan masalah saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasikan suatu permasalahan dengan Teknik coaching, sehingga keputusannya tepat dan berpihak kepada murid. 4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Dalam melaksanakan proses pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar siswanya serta mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kepercayaan diri, kesadaran diri (self awarness), kesadaran sosial, dan keterampilan sosial. Oleh karena itu, sangat diharapkan untuk dapat menerapkan diskresi dalam proses pengambilan keputusan, terutama dengan mengenali berbagai pilihan dan kemungkinan hasil serta meminimalkan kesalahan dalam proses pengambilan keputusan, terutama masalah dilema etika dimana keduanya sama-sama memiliki nilai kebenaran. 5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehingga dengan nilai-nilai dari seorang pendidik tersebut, yang merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Maka seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi. 6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Seorang pemimpin pembelajaran sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan secara cepat dan tepat, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan . Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. 7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tantangan yang dialami di lingkungan saya adalah dimana dalam pengambilan keputusan tidak melibatkan guru ataupun warga sekolah yang lain sehingga timbul perbedaan cara pandang dalam sebuah kasus yang justru akan mempersulit tercapainya sebuah keputusan yang tepat. Seperti yang kita ketahui, ada 3 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. prinsip berpikir berbasis hasil akhir (Ends-based thinking), kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-Rule Based Thinking), prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care-Based Thinking). Jika kita berpedoman pada 3 prinsip tersebut tentu tantangan-tantangan yang ada akan sedikit jumlahnya dibandingkan apabila kita tidak menggunakan 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. 8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Sebagai guru seorang pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid kita yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Ketika kita sudah mengetahui potensi murid kita yang berbeda-beda hendaknya kita harus dapat mengambil keputusan dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang tepat sehingga kita dalam menuntun murid sesuai dengan kodratnya menuju perkembangan yang lebih baik. 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Saat pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid yang akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan murid di masa yang akan datang. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan wellbeing murid untuk masa depan yang lebih baik. 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Saya menyimpulkan bahwa pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat atau potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat. Seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Dengan berbekal keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (selfawareness), pengelolaan diri (selfmanagement), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang akan terjadi. 11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Konsep-konsep yang saya pahami dalam modul 3.1 ini adalah terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu Individu lawan masyarakat, kebenaran melawan kesetiaan, keadilan melawan belas kasihan, dan Jangka pendek melawan jangka panjang. Ada 3 prinsip mengambil keputusan yaitu berpikir berbasis akhir, berfikir berbasi aturan, dan berfikir berbasi rasa peduli. Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan yaitu Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini, Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), Pengujian paradigma benar atau salah, Prinsip pengambilan keputusan, Investigasi tri lema, Buat keputusan, dan meninjau kembali keputusan dan refleksikan. Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah selama ini dalam pengambil keputusan cukup dengan mengambil keputusan yang membawa kebermanfaatan lebih, namun sekarang di luar dugaan saya, bahwa dalam mengambil sebuah keputusan harus mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelum saya mempalajari modul ini, saya sebagai guru yang sudah cukup lama mengabdi di sekolah saat ini, belum begitu memahami langkah runtut dalam upaya penyelesaian masalah. Setelah mempelajari modul ini wawasan saya bertambah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan tidak boleh otoriter, harus berusaha adil dan bijaksana. Dalam modul ini, saya juga memaknai 9 langkah yang bisa diterapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Selain itu, melalui video conference yang saya ikuti (Pematerinya Bapak fasilitator dan instruktur), saya bisa memahami bahwa pengambilan keputusan dalam dilema etika dilakukan dengan menimbang langkah yang paling banyak mengandung nilai kebajikan yang bermuara pada keberpihakan kepada murid. 13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Setelah mempelajari modul Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, berdampak pada sudut pandang saya sebagai pemimpin pembelajaran, dan mendapatkan pengetahuan yang baru yang belum pernah terpikirkan oleh saya, dalam hal pengambilan keputusan dimana ada situasi dilema etkka dan bujukan moral. Sehingga pada setiap pengambilan keputusan harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab dan berkepihakan pada murid, dengan menerpakan konsep 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah untuk menguji keputusan sangat penting untuk mengambil keputusan yang berdampak positif dan dapat dipertanggungjawabkan. 14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Menurut saya, sebagai seorang pemimpin pembelajaran mempelajari modul ini sangatlah penting, karena dengan memperlajari modul 3.1 ini, saya dapat belajar bagaimana cara dalam hal pengambilan keputusan yang berdampak positif dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pada pengambilan keputusannya tidak salah langkah atau bahkan merugikan salah satu pihak. Sebagai pemimpin pembelajaran mempelajari modul ini, merupakan hal yang perlu di implementasikan dalam menyelesaikan kasus atau masalah, sehingga diharapkan dalam setiap pengambilan keputusan langkah-langkah yang diambil merupakan langkah yang bijaksana dan tepat serta berdampak positif bagi yang terlibat dan sekitarnya.