Melihat judul di atas tentunya saya tidak bermaksud untuk mengupas segi jenis kelamin untuk seorang Ibu atau Wanita, tetapi yang akan dikupas adalah masalah gender dan persamaan hak dan keberadaannya di muka bumi ini bila dipadankan dengan lawan jenisnya yaitu lelaki.
Penyebutan Wanita memang sebenarnya tidak terlalu pas untuk kaum hawa, karena bila merujuk pada asal kata wanita (bahasa jawa; wanito = wani ditoto) atau berani ditata. Ini jelas bahwa wanita diposisikan sebagai obyek atau sebagai sasaran yang hanya mengikuti tatanan yang dibuat oleh lelaki atau pria. Ada makna pasif yang terkandung di dalamnya sehingga penempatan wanita selalu pada posisi di bawah, posisi yang tidak bisa berargumentasi, ataupun posisi dimana mereka harus "manut'.
Berbeda bila kita sebut perempuan (melayu) dari kata puan yang maknanya adalah sumber kehidupan (source of life). Dari segi penyebutan saja jelas bahwa perempuan ditempatkan pada posisi yang agung, dijadikan rujukan kehidupan dan bahkan sumber kehidupan sehingga tidak akan terjadi pemaknaan yang kurang untuk kaum hawa ini. Ada 'point' tawar dihadapan lawan jenisnya.
Bukan bermaksud untuk memaksakan penggunaan penyebutan perempuan, tetapi paling tidak di hari ibu nanti kita bisa jadikan renungan untuk senantiasa menghargai ibu para ibu sebagai sumber kehidupan. Selanjutnya penyebutan atau istilah memang terserah anda tetapi persamaan hak dan penghargaan terhadap kaum hawa menjadi prioritas dan mengurangi diskriminasi gender heee..heeee.