Selasa, 23 Juni 2020

Pendidikan Untuk Pekerjaan




Semakin tinggi pendidikan, semakin baik kondisi pekerjaan. Peluang karier pun kian terbuka luas dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi. Muaranya, kehidupan masyarakat pun akan semakin sejahtera.Begitulah pemahaman linier yang sudah dipahami dan telah diyakini oleh masyarakat luas di negeri ini. Tak heran orang tua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang paling tinggi sesuai dengan kemampuannya. Namun seiring dengan waktu dan perubahan global pamahaman itu semakin rapuh seiring bermunculannya kemajuan teknologi, kecepatan berfikir dan bertindak, konsep dunia yang tak terbatas menjadikan seseorang yang berpendidikan tinggi terus berfikir untuk bisa berkompetisi dalam era yang serba cepat.

Berpendidikan tinggi tak lagi bisa diandalkan untuk bisa mengambil jatah"kue pekerjaan" yang ada. Dunia industri tidak lagi membutuhkan seseorang dengan pendidikan tinggi. Dunia industri membutuhkan orang yang bermanfaat dan memberi kontribusi bukan sekedar pendidikan tinggi. Ya, kompetensi menjadi satu-satunya ukuran untuk bisa memasuki dunia kerja.

Sudahkah pendidikan kita menjawab apa yang dibutuhkan dunia usaha dan industri? Sudahkan pendidikan kita mampu menjawab kekurangan wirausaha yang jadi penggerak ekonomi negara?Tentu tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena kompleksnya sistem pendidikan negeri ini yang terlambat untuk fokus pada kompetensi dan memenuhi keinginan dunia kerja.

Walaupun bukan suatu patokan baku, pada umumnya perusahaan ingin memiliki karyawan yang memeiliki kompetensi antara lain sebagai berikut (spencer & spencer, 1994).

1. Achievement to work
2. Concern for order
3. Initiative
4. Information seeking
5. Interpersonal understanding
6. Customer service orientation
7. Communicative, impact and influence. 

Nah, dari sini tentu anda ingin pekerjaan yang menjanjikan bukan? bukan lagi pendidikan yang tinggi dan tanpa menghasilkan kesejahteraan.